Kemarahan Pep Guardiola

Kemarahan Pep Guardiola Handball yang Tak Diberi Kartu Merah

Kemarahan Pep Guardiola Meledak Usai Insiden Handball yang Tak Diberi Kartu Merah di Final FA Cup 2025

Final Piala FA 2025 yang digelar di Wembley Stadium pada 17 Mei menjadi malam penuh emosi—bukan hanya karena kekalahan mengejutkan Manchester City dari Crystal Palace, tetapi juga karena insiden kontroversial yang memicu kemarahan besar dari pelatih City, Pep Guardiola. Dalam laga yang berakhir dengan skor 1-0 untuk Palace, sebuah keputusan wasit mengenai insiden handball di luar kotak penalti oleh kiper Dean Henderson menjadi pusat perdebatan. Bagi Pep, ini bukan sekadar momen kontroversial—ini adalah keputusan yang bisa mengubah arah sejarah pertandingan.

Latar Belakang Pertandingan: City Dihadang Oleh Kejutan Palace

Manchester City, yang datang sebagai favorit dan juara bertahan Premier League, menghadapi Crystal Palace yang tampil mengesankan di musim ini. City menurunkan skuad terbaiknya, dengan pemain seperti Phil Foden, Kevin De Bruyne, dan Erling Haaland memimpin lini serang.

Namun, Palace tampil solid dan disiplin sejak menit pertama. Gol tunggal dicetak oleh Eberechi Eze pada menit ke-16 melalui tendangan voli yang memukau setelah menerima umpan dari Daniel Muñoz. Setelah gol tersebut, City terus mendominasi penguasaan bola, tetapi kesulitan menembus pertahanan rapat Palace.

Namun yang benar-benar menjadi pusat perhatian bukanlah kekalahan itu sendiri, melainkan insiden yang terjadi di menit ke-34.

Insiden Handball yang Menjadi Titik Panas

Pada menit ke-34, dalam situasi bola panjang yang diarahkan ke arah Erling Haaland, kiper Palace Dean Henderson keluar dari kotak penalti untuk memotong bola. Namun dalam usahanya, bola terlihat jelas mengenai tangan Henderson saat dia berada di luar area penalti—pelanggaran yang seharusnya mengundang kartu merah karena menggagalkan peluang mencetak gol secara ilegal.

Wasit sempat menghentikan permainan dan berdiskusi dengan tim VAR. Setelah beberapa saat, tidak ada kartu merah yang diberikan, dan Henderson hanya diperingatkan secara verbal. Putusan ini langsung memicu protes dari pemain Manchester City, terutama dari Pep Guardiola yang terlihat sangat emosi di pinggir lapangan.

Kemarahan Guardiola: “Ini Merampok Sepak Bola!”

Setelah pertandingan, Pep Guardiola tidak menahan emosinya dalam wawancara pasca laga. Dalam konferensi pers yang digelar beberapa saat setelah peluit akhir, Pep menyampaikan kemarahannya dengan sangat tegas.

“Apa gunanya VAR jika pelanggaran seperti itu tidak dihukum? Tangan kiper menyentuh bola di luar kotak penalti, itu pelanggaran yang sangat jelas. Jika itu bukan kartu merah, lalu apa? Ini seperti mencuri kesempatan dari kami.”

Guardiola menilai bahwa keputusan tersebut secara langsung memengaruhi hasil pertandingan, karena insiden itu terjadi ketika City mulai menekan pertahanan Palace. Kehilangan kiper utama dalam momen tersebut bisa menjadi titik balik, tetapi keputusan wasit membuat Palace tetap dengan 11 pemain.

Reaksi Dunia Sepak Bola: Wasit Disorot, VAR Dipertanyakan

Tak hanya Guardiola, banyak pengamat dan mantan pemain sepak bola juga menyoroti insiden ini. Alan Shearer, mantan kapten Inggris dan analis BBC, menyatakan bahwa:

“Itu adalah handball yang sangat jelas dan seharusnya langsung diganjar kartu merah. Saya terkejut VAR tidak merekomendasikan intervensi lebih lanjut.”

Tagar #HandballGate sempat menjadi trending di media sosial Inggris selama beberapa jam setelah pertandingan, dengan ribuan fans dan analis mengecam keputusan wasit. Banyak yang membandingkan insiden ini dengan kasus-kasus serupa di masa lalu yang berujung pada kartu merah.

Seandainya Kartu Merah Diberikan: Bagaimana Skor Bisa Berubah?

Secara taktis, kehilangan kiper utama di awal pertandingan dapat mengubah total dinamika laga. Palace kemungkinan besar harus bertahan dengan 10 pemain dan kiper cadangan, yang akan sangat memengaruhi kemampuan mereka bertahan melawan tekanan City.

City, yang pada saat itu sudah mulai menemukan ritme, berpeluang besar untuk menyamakan kedudukan bahkan membalikkan keadaan. Namun, keputusan yang diambil membuat Palace tetap stabil secara struktur dan akhirnya mampu mempertahankan keunggulan hingga peluit akhir.

Pep dan VAR: Riwayat Ketegangan yang Panjang

Ini bukan kali pertama Pep Guardiola berselisih dengan keputusan VAR. Dalam beberapa musim terakhir, ia beberapa kali menunjukkan ketidakpuasannya terhadap konsistensi teknologi tersebut. Dalam laga lawan Tottenham tahun 2023, gol menit akhir City dianulir karena handball tipis yang memicu reaksi frustrasi dari sang pelatih.

Namun insiden di final FA Cup ini mungkin adalah yang paling membuatnya geram. Pasalnya, ini adalah pertandingan final—ajang bergengsi yang bisa menambah koleksi trofi Guardiola di Inggris.

Palace Rayakan Sejarah, Tapi Sorotan Tertuju pada Wasit

Meski kemenangan Palace adalah sebuah pencapaian besar—mengingat ini adalah trofi besar pertama mereka dalam 119 tahun sejarah klub—banyak media Inggris memilih memfokuskan sorotan pada keputusan kontroversial wasit.

Surat kabar seperti The Guardian, Sky Sports, hingga The Athletic mengangkat topik tersebut dalam headline mereka, menyebutnya sebagai “insiden yang akan dikenang lebih lama daripada gol itu sendiri”.

Palace sendiri tetap merayakan kemenangan secara besar-besaran, namun pelatih mereka, Oliver Glasner, memilih untuk tidak terlalu banyak berkomentar soal kontroversi:

“Saya tidak melihat dengan jelas. Saya percaya keputusan wasit, dan kami tetap harus mempertahankan keunggulan selama lebih dari 60 menit setelahnya. Itu bukan hal yang mudah.”

Penutup: Akankah FA Bertindak?

Setelah insiden tersebut, banyak yang meminta FA dan PGMOL (organisasi wasit Inggris) untuk memberikan klarifikasi resmi. Jika ditemukan bahwa keputusan VAR atau wasit keliru secara prosedural, ini bisa memicu perdebatan panjang dan mungkin perubahan dalam sistem VAR ke depannya.

Bagi Pep Guardiola, kekalahan ini lebih dari sekadar kehilangan trofi—ini adalah gambaran frustasi tentang bagaimana sebuah keputusan bisa mengubah segalanya dalam sekejap. Dan hingga saat ini, pertanyaan itu masih bergema di benak banyak penggemar:

“Bagaimana mungkin itu bukan kartu merah?”

Inter Milan

Drama 6 Gol di Semifinal Liga Champions Barcelona vs Inter Milan

Drama 6 Gol di Semifinal Liga Champions: Barcelona vs Inter Milan Imbang 3-3

Pertandingan semifinal leg pertama Liga Champions 2024/2025 antara Barcelona dan Inter Milan menghadirkan tontonan spektakuler yang memanjakan mata para pecinta sepak bola. Digelar di Estadi Olímpic Lluís Companys, laga berakhir imbang dengan skor 3-3, menyuguhkan drama enam gol yang penuh emosi, aksi brilian, dan momen tak terduga.

Awal Mengejutkan dari Inter Milan

Kick-off baru saja dilakukan, namun Inter Milan langsung mencetak gol hanya dalam hitungan detik. Marcus Thuram menjadi aktor utama ketika ia memanfaatkan kesalahan lini belakang Barcelona. Umpan cepat dari lini tengah berhasil dikonversi menjadi gol dengan penyelesaian dingin yang mengejutkan para pendukung Blaugrana.

Kebobolan di awal laga membuat Barcelona sempat terguncang. Kondisi ini dimanfaatkan dengan baik oleh Inter. Denzel Dumfries kemudian menambah keunggulan tim tamu pada menit ke-21. Gol tersebut tercipta lewat aksi akrobatik luar biasa, sebuah tendangan salto yang menaklukkan kiper Barcelona tanpa bisa diantisipasi.

Barcelona Bangkit Lewat Pemain Muda

Tidak butuh waktu lama bagi Barcelona untuk merespons. Tiga menit setelah gol Dumfries, pemain muda sensasional Lamine Yamal mencetak gol balasan. Dalam sebuah aksi individu yang memukau, ia melewati dua pemain belakang Inter dan mengakhiri aksinya dengan tembakan melengkung ke tiang jauh. Gol ini tidak hanya memperkecil ketertinggalan, tetapi juga memecahkan rekor sebagai pencetak gol termuda di semifinal Liga Champions, yakni di usia 17 tahun 291 hari.

Momentum terus berpihak pada tuan rumah. Pada menit ke-38, Ferran Torres berhasil menyamakan kedudukan menjadi 2-2. Gol tersebut terjadi setelah umpan silang Raphinha berhasil diterima dengan baik oleh Torres, yang kemudian menaklukkan Yann Sommer dari jarak dekat.

Babak Kedua Kembali Memanas

Memasuki babak kedua, intensitas pertandingan tidak menurun. Inter Milan kembali unggul lewat Denzel Dumfries pada menit ke-55. Kali ini ia berhasil lolos dari kawalan bek Barcelona dan menyelesaikan peluang dengan tembakan datar ke pojok kiri bawah gawang.

Namun keunggulan Inter tidak bertahan lama. Pada menit ke-65, Barcelona kembali menyamakan kedudukan. Berawal dari serangan balik cepat, Raphinha melepaskan tembakan keras dari luar kotak penalti yang membentur tubuh Sommer dan masuk ke gawang. Gol ini tercatat sebagai gol bunuh diri sang kiper, sekaligus mengubah skor menjadi 3-3.

Statistik Pertandingan yang Seimbang

Secara statistik, pertandingan berlangsung relatif imbang. Barcelona mendominasi penguasaan bola dengan 58%, sedangkan Inter lebih efektif dalam menciptakan peluang. Keduanya mencatatkan total tembakan hampir sama, dengan Barcelona sedikit unggul dari segi akurasi tembakan ke arah gawang.

Performa lini tengah kedua tim menjadi penentu tempo permainan. Barcelona lebih banyak membangun serangan dari bawah, sedangkan Inter mengandalkan kecepatan serangan balik.

Sorotan untuk Lamine Yamal

Penampilan Lamine Yamal dalam laga ini benar-benar mencuri perhatian. Selain mencetak gol, ia juga mencatatkan beberapa dribel sukses dan menjadi ancaman konstan bagi pertahanan Inter. Tidak mengherankan jika banyak pihak menyebut Yamal sebagai talenta langka yang bisa menjadi bintang masa depan Barcelona dan timnas Spanyol.

Pelatih Inter Milan, Simone Inzaghi, bahkan memberikan pujian secara terbuka pada pemain muda tersebut, menyebutnya sebagai “bakat alami yang hanya muncul sekali dalam setengah abad”.

Posisi Strategis Jelang Leg Kedua

Dengan hasil imbang ini, peluang kedua tim masih terbuka lebar. Barcelona akan menghadapi leg kedua dengan tekad kuat, namun tantangan besar menanti di kandang Inter Milan, Stadion Giuseppe Meazza, yang dikenal dengan atmosfernya yang mengintimidasi.

Inter memiliki keuntungan karena tiga gol tandang bisa menjadi nilai tambah dalam strategi, meskipun aturan gol tandang tidak lagi berlaku di kompetisi UEFA. Namun secara psikologis, mencetak tiga gol di kandang lawan tetap menjadi sinyal kuat bahwa mereka mampu mengulang performa tersebut di leg kedua.

Kunci Sukses di Leg Kedua

Untuk Barcelona, salah satu aspek yang perlu diperbaiki adalah pertahanan. Kebobolan cepat dan kesalahan komunikasi di lini belakang menjadi titik lemah yang bisa dimanfaatkan oleh Inter. Pelatih Xavi Hernandez kemungkinan besar akan menyiapkan perubahan taktik dan komposisi pemain untuk menutup celah yang terlihat jelas di laga ini.

Sementara itu, Inter Milan harus menjaga konsistensi dan fokus, terutama dalam menghadapi tekanan di kandang sendiri. Mereka memiliki kualitas pemain yang mumpuni seperti Lautaro Martinez, Nicolo Barella, dan Hakan Calhanoglu, yang bisa menjadi penentu hasil laga berikutnya.

Antisipasi dan Harapan Fans

Para penggemar Barcelona berharap tim kesayangannya mampu tampil lebih disiplin dan agresif dalam menyerang, sambil memperkuat lini pertahanan. Dukungan penuh terhadap pemain muda seperti Yamal dan Gavi diharapkan mampu memberikan energi tambahan di lapangan.

Di sisi lain, fans Inter berharap Inzaghi bisa menjaga momentum tim, terutama dengan strategi penyerangan yang cepat dan efektif. Dengan tiga gol yang telah mereka kantongi, Inter tentu percaya diri, namun harus tetap waspada terhadap ancaman comeback Barcelona.

Kesimpulan: Laga Epik yang Sulit Dilupakan

Pertandingan antara Barcelona dan Inter Milan pada leg pertama semifinal Liga Champions 2024/2025 ini bisa dikatakan sebagai salah satu laga terbaik musim ini. Enam gol, aksi dramatis, dan penampilan luar biasa dari pemain muda membuat laga ini menjadi topik hangat di dunia sepak bola.

Skor 3-3 menjadi cerminan bahwa kedua tim memiliki kekuatan yang seimbang dan layak berada di fase ini. Laga leg kedua akan menjadi penentu siapa yang pantas melangkah ke final dan berjuang memperebutkan trofi paling bergengsi di Eropa.

Kita tinggal menunggu, apakah Barcelona mampu membalikkan keadaan di San Siro, ataukah Inter Milan akan mempertahankan keunggulannya dan mengamankan tiket ke partai puncak.

Ruben Amorim Janji Ubah Gaya Bermain Manchester United

Ruben Amorim Janji Ubah Gaya Bermain Manchester United - purplepinkandorange.com

Purplepinkandorange.com – Ruben Amorim Janji Ubah Gaya Bermain Manchester United. Minggu (9/3/2025) malam WIB, Manchester United kalah dari Arsenal dengan skor 1-1 di Old Trafford. Meskipun mereka sempat unggul, mereka akhirnya harus berbagi poin.

Sebelum turun minum, Bruno Fernandes membawa United unggul dengan tendangan bebas. Namun, pada menit ke-74, Declan Rice menyamakan kedudukan.

Sepanjang pertandingan, Reds lebih bertahan. Mereka hanya menguasai 31,8% bola, jauh di bawah Arsenal.

Ruben Amorim mengakui bahwa ia tidak menyukai gaya permainan seperti ini, tetapi dia percaya gaya bermain tim akan berubah di masa depan.

Amorim Tak Ingin United Bermain Seperti Ini

Amorim mengakui bahwa timnya harus bermain lebih bertahan, tetapi ia menegaskan bahwa itu bukan pendekatan yang akan dia gunakan dalam jangka panjang.

Amorim menyatakan, “Kami tidak ingin bermain dengan cara ini. Ketika Anda melatih Manchester United, Anda tidak bisa bermain dengan cara ini terlalu sering.”

“Anda harus mencoba memenangkan pertandingan. Saya tahu fans terkadang frustrasi. Kami harus menghadapi situasi tersebut dan terkadang melakukan hal-hal yang tidak disukai masyarakat.

Dukungan untuk Para Penggemar

Sebelum pertandingan, para pendukung berunjuk rasa menentang kepemilikan klub oleh keluarga Glazer. Kekecewaan Amorim diakui.

Dia kemudian menyatakan, “Klub ini tidak akan pernah mati, itu jelas. Anda bisa merasakannya di jalanan.”

Semua penggemar liga mungkin merasa lebih sulit untuk menghadiri pertandingan dan membeli tiket karena ini adalah bisnis besar.

Kami tidak akan bermain seperti itu di masa depan. Kami ingin memberikan usaha terbaik bagi mereka.

Barcelona Minta Atletico Madrid Gandakan Tawaran untuk Clement Lenglet

Barcelona Minta Atletico Madrid Gandakan Tawaran untuk Clement Lenglet - purplepinkandorange.com

Purplepinkandorange.com – Barcelona Minta Atletico Madrid Gandakan Tawaran untuk Clement Lenglet. Untuk musim depan, Barcelona sedang memperbarui tim mereka. Clement Lenglet adalah salah satu pemain yang masuk dalam daftar jual.

Saat ini, bek asal Prancis itu dipinjamkan ke Atletico Madrid. Ia mampu bermain di tim utama di bawah asuhan Diego Simeone.

Atletico berharap untuk mempertahankannya secara permanen, tetapi Barcelona tidak ingin melepaskannya dengan harga yang rendah.

Klub asal Catalan itu masih membayar sebagian besar gaji Lenglet karena mereka ingin menghasilkan uang dari penjualan sepatunya.

Atletico Madrid Ajukan Tawaran Awal

Laporan Sport melaporkan bahwa Atletico telah mengajukan tawaran sekitar 5 juta euro (sekitar Rp85 miliar), tetapi Barcelona menganggap tawaran itu terlalu rendah.

Untuk transfer permanen, Los Blancos meminta setidaknya 10 juta euro, atau sekitar Rp170 miliar. Kedua klub masih dalam proses perundingan.

Barcelona tahu bahwa Lenglet tampil dengan baik di Atletico, jadi mereka ingin mendapatkan harga terbaik.

Lenglet Bersedia Bertahan di Atletico

Menurut laporan, Lenglet ingin bertahan di Atletico karena ia merasa nyaman bermain di bawah bimbingan Simeone.

Untuk memudahkan kepindahannya, bek berusia 29 tahun itu bahkan bersedia menerima pemotongan gaji.

Namun, Barcelona mungkin menunggu tawaran yang lebih besar. Jika Lenglet terus berprestasi, tim lain mungkin tertarik untuk membelinya.

Neymar Ingin Kembali ke Eropa, Barcelona Jadi Target

Neymar Ingin Kembali ke Eropa, Barcelona Jadi Target - purplepinkandorange.com

Purplepinkandorange.com – Neymar Ingin Kembali ke Eropa, Barcelona Jadi Target. Setelah kontrak Neymar dengan Santos berakhir, dikabarkan dia ingin kembali ke Barcelona.

Pemain asal Brasil itu mengakhiri masa sulitnya di Al Hilal awal tahun ini dan memilih kembali ke klub masa kecilnya dengan pemotongan gaji yang besar. Langkah ini mungkin memungkinkan kepulangannya ke Eropa, terutama ke klubnya yang pernah bermain di La Liga.

Sejak hengkang ke Paris Saint-Germain pada 2017 dengan rekor transfer dunia, Neymar sering dikaitkan dengan kembali ke Barcelona. Banyak orang menganggap kariernya menurun sejak saat itu, dan sekarang ia ingin kembali ke puncak. Dia dapat kembali ke Camp Nou pada musim panas 2025 jika semuanya berjalan sesuai rencana.

Target Neymar: Eropa dan Piala Dunia 2026

Neymar ingin membuktikan bahwa dia masih bisa bermain di level tertinggi selama bermain untuk Santos. Performa yang luar biasa yang ditunjukkan Brasil mungkin menarik perhatian klub-klub besar di Eropa, termasuk Barcelona.

Selain itu, Neymar ingin bergabung dengan skuad Brasil untuk Piala Dunia 2026 di Amerika Utara.

Meskipun rumor kepulangan Neymar ke Barcelona selalu muncul setiap tahun, kali ini tampaknya kemungkinannya lebih mungkin. Usia dan kondisi fisik dipertimbangkan, tetapi Blaugrana mungkin mempertimbangkannya jika mereka melakukannya dengan baik.

Peluang Kepindahan ke Barcelona

Saat ini Barcelona sedang mencari winger kiri baru, dan Direktur Olahraga Deco dikabarkan tertarik untuk menambah pemain di lini serang.

Mengingat kondisi keuangan Barcelona yang masih terbatas, kemungkinan transfer Neymar semakin besar jika dia bersedia menerima gaji yang jauh berbeda dengan yang dia terima di Santos.

Keputusan akhir akan bergantung pada kondisi fisik Neymar dan kesiapan finansial Barcelona. Mungkin dia akan kembali mengenakan seragam Blaugrana dan berusaha mengembalikan kesuksesan yang sempat hilang, jika semua alasan membantunya.

Tammy Abraham Hancurkan AS Roma di Coppa Italia

Tammy Abraham Hancurkan AS Roma di Coppa Italia - purplepinkandorange.com

Purplepinkandorange.com – Tammy Abraham Hancurkan AS Roma di Coppa Italia. Di San Siro tadi malam, laga perempat final Coppa Italia antara AC Milan dan AS Roma menyajikan drama yang luar biasa. Milan menyingkirkan Roma dengan kemenangan 3-1, dengan Tammy Abraham menjadi bintang utama.

Striker Inggris pinjaman dari Roma itu mencetak dua gol untuk mantan klubnya.

Kemenangan ini semakin menegaskan ambisi Milan dalam perburuan trofi domestik musim ini. Sementara itu, kekalahan ini menjadi pukulan telak bagi Roma, terutama karena mereka harus menyaksikan mantan pemainnya sendiri membuat perbedaan dalam pertandingan penting ini. Abraham, yang sebenarnya masih terikat dengan Romawi, menunjukkan naluri predatornya di depan gawang.

Si Raja San Siro: Abraham Permalukan Mantan Klubnya

Di menit ke-16, Abraham membuka keunggulan Milan dengan sundulan keras yang tidak dapat dihalau kiper Roma. Di menit ke-42, dia mencetak gol kedua setelah memanfaatkan umpan terobosan dengan penyelesaian yang dingin. Joao Felix menambah keunggulan Milan di menit ke-71, dan Artem Dovbyk mencetak satu-satunya gol Roma di menit ke-54.

Abraham berperan sebagai motor serangan Milan dan pencetak gol dalam pertandingan ini. Sepanjang pertandingan, pertahanan Giallorossi kewalahan oleh kecepatan dan ketajamannya di kotak penalti.

Performa ini menegaskan posisinya sebagai salah satu penyerang terbaik di Eropa dan menunjukkan bahwa Milan memiliki pemain yang kuat untuk bermain di berbagai kompetisi musim ini.

Air Mata dan Sorak Sorai: Reaksi Abraham Usai Laga

Setelah pertandingan, Abraham membuat pernyataan yang sangat emosi. Dia menyatakan dalam wawancara dengan SportMediaset bahwa cemoohan dari penggemar Roma sangat menyakitinya.

Abraham mengatakan, “Saya tidak melakukan selebrasi saat mencetak gol, tetapi itu baik-baik saja, ini sepak bola.”

Banyak orang memuji sikap profesional Abraham. Terlepas dari mencetak dua gol yang menghancurkan harapan mantan klubnya, dia tetap menghormati Roma. Kisah malam itu di San Siro tidak hanya tentang kemenangan Milan; itu juga tentang perjalanan seorang pemain yang menghadapi masalah emosional di lapangan.

Abraham telah menunjukkan kualitasnya sebagai pemain sepak bola, dan musim ini Coppa Italia bisa menjadi tempatnya untuk menang.

 

Diklaim tak Pernah Cedera, Apa yang Bisa Diberikan Patrick Dorgu pada MU?

Diklaim tak Pernah Cedera, Apa yang Bisa Diberikan Patrick Dorgu pada MU? - purplepinkandorange.com

Purplepinkandorange.com – Diklaim tak Pernah Cedera, Apa yang Bisa Diberikan Patrick Dorgu pada MU? Sebuah laporan mengatakan Manchester United selangkah lagi akan mendapatkan Patrick Dorgu. Proses negosiasi telah mencapai tahap akhir. Apa nilai tambahan yang ditawarkan pemain berusia dua puluh tahun tersebut kepada Setan Merah?

Setelah menghabiskan banyak uang di awal musim, MU harus sangat berhati-hati saat membeli pemain di bursa transfer Januari 2025.

Sebagai manajer baru, Ruben Amorim pasti ingin mengubah skuad. Dia mencari pemain baru yang memiliki kemampuan untuk mendukung strategi dan gaya bermain yang ingin dia gunakan. Salah satu pemain yang diincar adalah Patrick Dorgu.

Fabrizio Romano menyatakan bahwa MU dan Lecce mulai mencapai konsensus. Dimungkinkan untuk membawa Dorgu ke Old Trafford dengan biaya €30 juta serta tambahan €5 juta. Ulasan lebih lanjut dapat ditemukan di bawah ini, ya Bolamania.

Patrick Dorgu, Si Paling Versatile

Patrick Dorgu akan memberi Ruben Amorim banyak pilihan karena dia adalah jenis pemain yang fleksibel dan dapat memainkan banyak peran dan posisi.

Dorgu tidak hanya bisa bermain sebagai winger kanan, posisi utamanya, tetapi dia juga bisa bermain sebagai bek dan wingback kanan, menurut data dari Transfermarkt. Dia juga dapat bermain di semua peran di sisi kiri.

Dorgu dan Diogo Dalot agak mirip, keduanya bisa bermain di sektor kanan dan kiri. Bedanya, Dalot selama ini lebih sering bermain sebagai wingback atau bek sayap, sementara Dorgu bisa bermain sebagai pemain belakang.

Dorgu juga memiliki catatan yang cukup baik di Serie A bersama Lecce. Dia mencetak tiga gol, memberikan satu assist, melakukan 36 tembakan, dan memenangkan pertandingan 144 kali.

Patrick Dorgu Diklaim tak Pernah Cedera

Bersama Lecce, Patrick Dorgu menjadi terkenal setelah dipromosikan ke tim utama pada musim 2023/2024 lalu. Pemain asal Denmark itu sebelumnya bermain untuk klub Nordsjaelland. Sebuah pernyataan menarik dibuat oleh mantan klubnya itu.

Direktur Teknik Nordsjaelland, Alexander Riget, menyatakan kepada Sport Witness bahwa Patrick Dorgu tidak pernah cedera.

Alexander Riget menegaskan, “Ia bermain untuk Nordsjaelland selama enam atau tujuh tahun dan saya tidak ingat ia pernah mengalami cedera, yang merupakan hal yang sangat tidak normal ketika Anda sedang tumbuh. Itu juga sangat baik.”

Robert Sanchez Blunder, Bos Chelsea: Tidak Masalah, Berapa Kali Dia Selamatkan Kami?!

Robert Sanchez Blunder, Bos Chelsea: Tidak Masalah, Berapa Kali Dia Selamatkan Kami?! - purplepinkandorange.com

Purplepinkandorange.com – Robert Sanchez Blunder, Bos Chelsea: Tidak Masalah, Berapa Kali Dia Selamatkan Kami?! Setelah kemenangan 3-1 atas Wolves, manajer Chelsea Enzo Maresca mengambil risiko memancing kemarahan beberapa pendukung setelah membela Robert Sanchez.

Dalam pertandingan lanjutan Premier League 2024/2025, Chelsea menghadapi Wolves di Stamford Bridge pada Selasa 21 Januari 2025 dini hari WIB. Meskipun menang, blunder Robert Sanchez menjadi perhatian utama dalam pertandingan ini.

Kiper asal Spanyol tersebut membuat kesalahan keempatnya di musim ini yang langsung mengarah pada gol di Liga Premier. Hanya Arijanet Muric dari Ipswich yang membuat lima kesalahan.

Pembelaan Maresca

Sebelum jeda, Sanchez melakukan kesalahan saat menangkap sepak pojok, memungkinkan Matt Doherty mencetak gol untuk menyamakan kedudukan 1-1.

Di babak kedua, Marc Cucurella dan Noni Madueke mencetak dua gol tambahan untuk Chelsea, yang beruntung.

Maresca berkata dalam wawancara dengan Sky Sports tentang kesalahan terbaru Sanchez:

Apa yang Anda katakan tentang kesalahan keempat yang menghasilkan gol? Berapa kali dia menyelamatkan kami? Maresca menanggapi, “Tidak masalah, saya pikir lebih dari empat kali.”

Reaksi Maresca Terhadap Kritik

“Kesalahan terjadi pada dirinya, penyerang, bek tengah… Tidak masalah, Robert bermain dengan baik,” kata Maresca.

Ketika Anda membuat kesalahan, perhatian media adalah bagian dari pekerjaan kami. Robert telah menyelamatkan kami berkali-kali, itu terjadi, itu tidak masalah.

Selain itu, dia membuat pernyataan tambahan, “Jika saya tidak salah, hanya empat atau lima tim di liga yang kebobolan lebih sedikit dari kami.” Oleh karena itu, apa alasan untuk menanyakan masalah pertahanan?”

Saya pikir keseimbangan antara serangan dan pertahanan cukup baik. Kemudian Anda bisa kebobolan gol.

Tanggapan Suporter dan Masa Depan Sanchez

Para pendukung Chelsea menunjukkan kekecewaan mereka di media sosial dan di stadion, dengan sorakan sarkastik terdengar ketika Sanchez berhasil menangkap bola di awal babak kedua.

Banyak yang merasa bahwa Filip Jorgensen seharusnya diberi kesempatan menggantikan Sanchez. Kiper muda asal Denmark itu telah mencatatkan lebih banyak clean sheet dibandingkan Sanchez dalam jumlah penampilan yang lebih sedikit musim ini.

Akhirnya, Milan Sepakat Lepas Noah Okafor ke Leipzig

Akhirnya, Milan Sepakat Lepas Noah Okafor ke Leipzig - purplepinkandorange.com

Purplepinkandorange.com – Akhirnya, Milan Sepakat Lepas Noah Okafor ke Leipzig. Sebuah laporan mengatakan bahwa raksasa Serie A AC Milan telah mencapai kesepakatan dengan RB Leipzig untuk melepas Noah Okafor pada musim dingin 2025 ini.

Okafor datang ke Milan pada tahun 2023 lalu dari RB Salzburg dengan harga sekitar 15.5 juta euro.

Ia memiliki kontrak dengan San Siro hingga 2028, tetapi Okafor lebih sering duduk di bangku cadangan selama dia di klub tersebut.

Sejauh ini, ia telah bermain 52 kali di semua kompetisi. Okafor telah mencetak tujuh gol dan melakukan lima assist sejauh ini.

Milan Lepas Noah Okafor ke Leipzig

Musim panas ini, AC Milan memperoleh beberapa pemain baru, termasuk Alvaro Morata dan Tammy Abraham.

Milan memiliki banyak penyerang, termasuk Alex Jimenez, yang dapat bermain sebagai penyerang.

Situasi ini juga disebut membuat Okafor gelisah karena ia semakin terpinggirkan di bangku cadangan. Ia dilaporkan siap untuk meninggalkan San Siro.

Kebetulan, RB Leipzig meminatinya. Di sisi lain, Milan dilaporkan siap melepas pemain asal Swiss tersebut.

Milan Raih Kesepakatan Dengan Leipzig

Sekarang ada update tentang Noah Okafor. Dilaporkan bahwa AC Milan telah mencapai kesepakatan dengan RB Leipzig.

Okafor akan dilepas oleh Milan dengan status pinjaman pada musim dingin 2025, sementara Leipzig memiliki kesempatan untuk mempermanenkan penyerang tersebut dengan harga sekitar 25 juta euro.

Fabrizio Romano, seorang pakar transfer dari Italia, juga mengatakan bahwa Leipzig akan membayar gaji Okafor sepenuhnya.

Selain itu, dilaporkan bahwa Okafor akan terbang ke Jerman pada hari Jumat (10/1/2025). Ia akan menjalani pemeriksaan medis segera setelah itu.